Jokowi, Kang Jalal dan Fatwa Ulama Madinah tentang Pemilu 2014 di Indonesia
Headline media-media nasional baik cetak maupun
elektronik sedang ramai membicarakan pencapresan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta
yang dibacakan oleh Puan Maharani, Ketua Fraksi PDI-P.
#FATWA SYAIKH ABDUL MUHSIN AL-ABBAD AL-BADR SEPUTAR PEMILU DI INDONESIA
(DARI ULAMA BESAR MADINAH UNTUK INDONESIA)
Tak disangka, hiruk-pikuk situasi perpolitikan di Indonesia akhirnya sampai juga di Tanah Suci Madinah. Tersebutlah seorang peserta pengajian Kitab Shahih Muslim mengajukan pertanyaan tentang solusi pemilu Indonesia pada tahun 2014 ini.
Pertanyaan:
Dalam waktu dekat, negara kami akan menyelenggarakan pemilu. Bagaimana seharusnya sikap kami..?
Jawaban:
Pada asalnya, apabila para kandidat yang ada hanya mendatangkan mudharat bagi manusia maka sebaikanya perkara ini (pemilu) dijauhi dan tidak perlu menyibukkan diri dengannya (pemilu). Namun berbeda bila diatara kandidat ada yang baik dan ada yang buruk, maka tidak diragukan lagi bahwa memberikan hak pilih pada kandidat yang baik itulah yang semestinya dilakuan.
Hal ini sebagaimana yang berlaku dinegeri kafir, bila diantara kandidat ada yang hubungannya baik dengan kaum muslimin sementara yang lainnya tidak, tentunya berbeda (dalam menyikapi) kedua kandidat tersebut.
Penerjemah: Abul Fayruz El-Gharantaly
(Fatwa ini kami dengar langsung di Majelis Shohih Muslim tertanggal 18-05-1435 H)
Cat:
1. Fatwa ini sifatnya umum tidak untuk mendukung partai tertentu
2. Yang mendasari Fatwa ini adalah kaidah yang berlaku pada bab maslahat dan mudharat: Apabila bertemu dua mafsadah, maka dianjurkan mengambil mafsadah yang paling ringan.
3. Fatwa ini bukan sebagai bentuk legalisasi terhadap sistem demokrasi
Media sosial seperti Whats App, Facebook, BBM,
Twitter dan lainnya pun ramai menggiring opini massa mengenai situasi politik
yang sedang memanas sekarang ini.
Berbagai kalangan dan golongan menampilkan
tokoh-tokoh terbaik mereka untuk diberikan peluang mengisi kursi-kursi parlemen
di lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif pemerintahan NKRI.
Termasuk golongan yang telah difatwakan sesat oleh
MUI seakan tak mau ketinggalan ambil bagian.
Berikut ini salah satu salah satu opini yang
tersebar di media sosial Whats App,
Indonesia Baru. Perhatikan simbol pasangan Jokowi –Ahok:
1.Simbol “JB” = representasi Jachim & Boaz, bukan hanya sekedar inisial
“Jokowi Basuki”. Apakah Jachim dan Boaz itu?, ia mempresentasikan dua pilar
gerbang pintu masuk kuil Raja Sulaiman (Solomon Temple) yang dianggap Yahudi
sebagai kuil peribadatan mereka.
2.Simbol “Monas” mempresentasikan Tugu Obelisk (Simbol pemujaan terhadapa
dewa matahari).
3.Simbol baju kotak-kotak yang dikenakan adalah representasi dari The
Checkered Board. Menurut Yahudi, lantai berwarna hitam putih (the checkered
board) itu adalah representasi dari lantai Kuil Raja Sulaiman yang juga
merupakan simbol dualitas diantara kebaikan dan keburukan dalam kehidupan
manusia.
4.Simbol “Jakarta Baru” dan jargon “Perubahan untuk Indonesia Raya dengan
satu tekad.... Indonesia Baru” ini adalah aba-aba bahwa Indonesia siap
dikendalikan di bawah “New World Order/ Tatanan Dunia Baru”, yang merupakan
tujuan dari organisasi Yahudi: Freemasonry yang bermain di belakang layar sebagai
“The Invisible Hand”.
Bisa jadi, rencana mereka adalah ini
RI-1 = Joko Widodo (Jokowi)
Gubernur DKI = Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)
Menteri Agama = Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal)
Tiga Pasangan: Yahudi-Kristen-Syiah
Renungkanlah, ujian kaum Muslimin kedepannya, bisa jadi lebih dahsyat!, Nah
sudahkah kalian bersiap menghadapi ujian yang semakin berat?!
Jokowi dan Syiah
Tak ketinggalan grup dengan nama “Sunnah Defence
League” ikut menggalang opini masyarakat. Berikut ini yang mereka sebarkan
lewat Whats App, BBM dan juga Facebook,
Ramai orang mengatakan kami paranoid terhadap Syiah karena terus
memberitakan perkembangan mereka, padahal tujuan kami adalah menyadarkan umat
akan bahaya laten Rafidhah, jika merasa terganggu silahkan delcont saja dan
hiduplah dalam damai, sementara.
Ramai pula orang berbicara mengenai siapa Jokowi sebenarnya terkait
pengakuan istri Jalal bahwa Jokowi adalah Syiah. Kami sudah menerima kabar
semacam itu jauh-jauh hari mengenai hal ini. Tim Investigasi SDL mengabarkan
bahwa di Jakarta & beberapa kota besar petinggi Syiah dari kalangan elite
sering mengadakan pertemuan tertutup & Jokowi selalu ada di antara mereka,
jika dia bukan Syiah maka dia adalah pionnya Syiah & kita tidak melihat
apapun kebaikan Jokowi selain bahwa dia adalah boneka yang sangat penurut.
Lingkari tgl 9 April dalam kalender kalian, ini akan jadi momen bersejarah,
saat dimana Syiah menguasai negeri ini. Bukan hanya di PDI-P, kader mereka ada
dimana-mana. Lihatlah apa yang Syiah katakan terkait hal ini:
“Keberpihakan PDI-P pada minoritas sudah tidak diragukan lagi. Misalnya,
jika kelompok Islam Radikal menghajar Syiah PDI-P malah pasang tokoh Syiah
terkemuka sebagai calegnya. Aksi barbar primitif ala Sampang tidak mungkin
terulang jika Jokowi jadi Presiden. Masa sulit bagi Mazhab Syiah Indonesia
teratasi 9 April 2014. Seperti angin, tak terlihat bukan berarti tak ada.
Kebangkitan Syiah di ambang pintu.”
Rafidhah akan tenang hidup di negeri ini jika mereka bersikap manis seperti
Ahmadiyah dan menyembunyikan kekafirannya di lubuk hati yang terdalam, tapi
jika mereka berpikir mereka bisa hidup tenang setelah hari ini karena merasa di
atas angin berkat perjuangan politik mereka, mereka salah. Kalian akan mendapat
perlawanan paling keras dari kami!!!
Demi Allah ya Ikhwah. Syiah tidak bisa dibendung. Jika tidak jadi seperti
di Suriah minimal seperti di Lebanon. Yang bisa kalian lakukan adalah:
“Siapkanlah untuk menghadapi kekuatan apa saja yang kamu sanggupi untuk
menghadapi mereka”
Persiapkan dirimu ya Ikhwah!!!
Sebarkan!!!
Sumber: Sunnah Defence League, BBM: 7581c950, Facebook:
facebook.com/SDLofficial
Berikut ini daftar politikus aliran sesat Syiah.
(Silakan klik beberapa link di bawah ini)
Jalaluddin Rakhmat, gembong Syiah di Indonesia masuk lewat PDI-P
Ulil Abshar Abdalla, caleg Partai Demokrat Dapil Jawa Tengah III. Dia
tokoh paham sesat dari Jaringan Islam Liberal, bukan Syiah, namun sering membela
aliran sesat seperti Zuhairi Misrawi, caleg PDI-P
Lestari Yuseno, istri dari Tokoh Syiah yang sudah lebih dulu di kancah
perpolitkan Indonesia. Dari Partai Demokrat dengan Dapil Jawa Barat
Asri Rasjid, oknum Syiah yang menyusup di tubuh PKS Sulawesi
Utara
Yusnan Solihin, Kader Syiah di Partai Gerindra dengan Dapil Jawa
Barat
Zulfan Lindan, Tokoh Syiah di Partai NasDem Aceh
Dr. Abdurrahman Bima, Ustadz Syiah dari Nusa Tenggara Barat di Partai Demokrat
Muhsin Labib, Ustadz Syiah di Jawa Timur dari Partai PAN
Selengkapnya Anda bisa lihat disini:
dan disini
(DARI ULAMA BESAR MADINAH UNTUK INDONESIA)
Tak disangka, hiruk-pikuk situasi perpolitikan di Indonesia akhirnya sampai juga di Tanah Suci Madinah. Tersebutlah seorang peserta pengajian Kitab Shahih Muslim mengajukan pertanyaan tentang solusi pemilu Indonesia pada tahun 2014 ini.
Pertanyaan:
Dalam waktu dekat, negara kami akan menyelenggarakan pemilu. Bagaimana seharusnya sikap kami..?
Jawaban:
Pada asalnya, apabila para kandidat yang ada hanya mendatangkan mudharat bagi manusia maka sebaikanya perkara ini (pemilu) dijauhi dan tidak perlu menyibukkan diri dengannya (pemilu). Namun berbeda bila diatara kandidat ada yang baik dan ada yang buruk, maka tidak diragukan lagi bahwa memberikan hak pilih pada kandidat yang baik itulah yang semestinya dilakuan.
Hal ini sebagaimana yang berlaku dinegeri kafir, bila diantara kandidat ada yang hubungannya baik dengan kaum muslimin sementara yang lainnya tidak, tentunya berbeda (dalam menyikapi) kedua kandidat tersebut.
Penerjemah: Abul Fayruz El-Gharantaly
(Fatwa ini kami dengar langsung di Majelis Shohih Muslim tertanggal 18-05-1435 H)
Cat:
1. Fatwa ini sifatnya umum tidak untuk mendukung partai tertentu
2. Yang mendasari Fatwa ini adalah kaidah yang berlaku pada bab maslahat dan mudharat: Apabila bertemu dua mafsadah, maka dianjurkan mengambil mafsadah yang paling ringan.
3. Fatwa ini bukan sebagai bentuk legalisasi terhadap sistem demokrasi
(Ibnu Ahmad/lppimakassar.com)
Post a Comment