Header Ads

ad

Khutbah Jumat






INNAL HAMDALILLAH NAHMADUHU WANASTA'INUHU 
WANA'UDZUBILLAHI MIN SYURURI ANFUSINAA 
WAMIN SAYYI-ATI A'MALINAA 

MAN YAHDIHILLAHU FALAA MUDHILLALAH 
WAMAN YUDHLIL FALAA HAADIYALAH 
WA ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH
WAHDAHULAA SYARIIKALAH
WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASULUH 
ALLAHUMMA SHALI 'ALA MUHAMMAD 
WA 'ALA ALIHI 
WA SHAHBIHI 
WA MAN TABIAHUM BI IHSANIN ILAA YAUMIDDIIN  


WA QALALLAHU TA'ALA FII KITAABIHIL KARIIM  

YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUUTTAQULLAHA HAQQA TUQAATIH 
WA LAA TAMUUTUNNA ILLA WA ANTUM MUSLIMUUN 

AIDHON

YAA AYYUHANNASUTTAQUU RABBAKUMULLADZII KHALAQAKUM MIN NAFSIN WAAHIDAH
WA KHALAQA MINHAA ZAUJAHAA
WA BATSSAMINHUMAA RIJAALAN KATSIRAAN WA NISAA-A
WATTAQULLAHALLADZII TASAA-ALUUNA BIHI WAL-ARHAM
INNALLAHA KAANA ‘ALAIKUM RAQIIBA

AIDHON

YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUUTTAQULLAHA WA QUULUU QAULAN SADIIDAA
YUSHLIH LAKUM A’MAALAKUM 
WA YAGHFIRLAKUM DZUNUUBAKUM  
WA MAN YUTHI’ILLAHA WA RASULAHU 
FAQAD FAAZA FAUZAN ADZIIMA

AMMA BA'DU

QAALA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM
FAINNA ASHDAQAL HADITSI KITABULLAH
WA KHAIRAL HADYI HADYU MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAYHI WA SALLAM 
WA SYARRAL `UMURI MUHDASATUHA
WA KULLA MUHDASATIN BID'AH
WA KULLA BID'ATIN DHALALAH
WA KULLA DHALALATIN FIN-NAAR 

Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kehadirat Allah swt. dengan senantiasa melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.
Dunia adalah sarana dan jembatan menuju akhirat. Karena itu, kita mestinya bertindak bijak ketika melintas di atasnya.  
Banyak  jebakan yang siap menjebak dan memperdayakan kita.
Begitu banyak orang yang tertipu, begitu banyak  orang yang tersandung.
Dunia dijadikan sebagai tujuan hidup padahal sudah nyata baginya bahwa dunia itu hanya sesaat .
Memang, dunia dengan segala hiruk-pikuk dan kemegahannya sering membuat kita menjadi tercengang dan berdecak kagum.
Indah dan serasa kita ingin hidup selamanya. 
Begitu banyak orang yang sudah  berlalu dan kini tinggal nama.
Banyak kerajaan dan kejayaan masa lalu yang kini tinggal cerita.
Tinggallah  puing-puing istana yang hanya bisa diteliti oleh para arkeolog.
Fir’aun dengan kecongkakannya hingga memproklamirkan dirinya jadi Tuhan.
Tuhan pun mematahkan kesombongan Fir’aun dengan menenggelamkannya di Laut Merah beserta bala tentaranya.
Begitu juga Qarun dengan harta bendanya yang melimpah yang membuatnya lupa dan ingkar kepada Tuhan. Pada akhirnya Allah pun menenggelamkannya ke dalam bumi beserta semua harta kekayaannya.
Begitulah, dan masih banyak lagi cerita masa lalu yang kalau kita simak tentu tak akan habis-habisnya.

Bagi orang beriman cerita masa lalu itu dengan pahit manisnya adalah sebagai pelajaran baginya hingga dia menjadi hati-hati di dalam menapaki dunia ini, menikmati dan mengecapnya namun tidak keluar dari  rambu-rambu aturan Allah.
Kalau kita mau berfikir sedikit saja, betapa dunia ternyata tidak pernah membuat kita puas.
Semakin diteguk semakin membuat kita kehausan.  
Semakin  disantap semakin membuat kita kelaparan.
Kian  harta  ditumpuk  dan bertambah justru terasa semakin berkurang.
Dunia memang tidak pernah membuat hati terpuaskan, malah berakibat sebaliknya hati akan semakin gersang dan semakin menderita.
Itu bisa dimengerti karena hati tak pernah siap menerima dunia.
Hati tak akan sanggup bila harus memanggul sawah dan ladang.
Hati tak akan rela bila dijejali bisnis dan perniagaan.
Hati kan merintih bila  pangkat dan jabatan menggurita membelitnya.
Hati kan sakit parah bila dunia ditumpuk di dalamnya.
Karena sesungguhnya hati hanya dipersiapkan Allah sebagai tempat disebut-sebut namanya, memuja  dan menyembah-Nya  dengan penuh cinta, ketundukan dan keikhlasan.

Bagi orang beriman, dunia adalah sarana dan ladang amal untuk meraih kebahagiaan akhirat kelak  di bawah naungan ridho Allah Rabbul Jalali.
Cukuplah dunia ada dalam genggaman, dunia melayaninya, dunia takluk dan bertekuk lutut padanya. Dengan kata lain, dunia ada dalam kendali pikir sehingga dia jadikan dunia sebagai sarana pengabdian kepada Allah swt. Dunia tak diberikan masuk apalagi bercokol dalam hatinya.Allah s wt. berfirman : yang artinya :
 “ Hai orang-orang yangberiman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18 )

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ( - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-surat-al-hasyr-ayat-18-24.html#sthash.msWPoERW.dpuf

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jamaah jum’at yang berbahagia,



Kini dunia semakin maju.
Gemerlapnya menyilaukan setiap mata.
Tetes-tetes madunya membuat lidah semakin menjulur, mengecap dan menikmati seakan tak mau henti.
Semakin banyak telinga dimanjakan dengan alunan musik yang membuai.
Dinikmati alunannya  di tempat tidur, di kendaraan ataupun di tempat kerja.
Tiada hari tanpa musik.
Anak-anak muda begitu hapal setiap lirik lagu. Lebih hapal daripada ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan kitab suci agamanya.

Ironis memang, tapi begitulah kenyataannya.
Tak hanya itu, maksiat dan kejahatan merajalela di mana-mana.
Mata dimanja memandang dengan syahwat, lidah diumbar berkata tanpa kendali, tangan mengayun kaki melangkah menuju maksiat, pikiran jorok penuh tipu muslihat, dan hatipun kosong tanpa zikrullah.

Maka tak usah heran bila hati tak begitu tertarik untuk ibadah, karena hati  telah menjadi hitam, keruh dan keras karena dosa-dosa yang telah kita perbuat. Kita berlindung dari keadaan hati yang disinyalir Allah dalam Al-Qur’an yang artinya:

 “ Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. .(QS. Al Baqarah : 74)

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa di abad iptek yang canggih ini kemajuan sains dan teknologi telah mengalami kemajuan pesat. Namun sayang, hati dan jiwa manusia justeru ditelantarkan menjadi lemah dan rapuh, serta dibiarkan semakin menjauh dari kebutuhan fitrahnya, yaitu terjalinnya hablumminallah dan hablumminannas.

Hati adalah raja dalam kerajaan tubuh manusia.
Maka, tatkala hati ini sakit tentu akan membuat semua sistem tidak akan berjalan normal.
Karena hati adalah raja maka seyogyanyalah hati dipelihara, dirawat dan dibersihkan dari berbagai penyakit hati, seperti ujub, riya’, sum’ah, sombong, iri hati, dengki, cinta dunia dan lain sebagainya.
Begitu banyak penyakit hati namun RASULULLAH. Telah memberitahukan obatnya dengan sabdanya: SYIFA’UL QULUB ZIKRULLAH (obat hati adalah ingat kepada Allah).

Hati yang sehat akan senantiasa damai dan tenteram.
Hidupnya penuh optimism tidak mudah kesal dan galau.
Dia yang menguasai keadaan bukan dia yang dikuasai oleh keadaan.
Dia yang menguasai napsu bukan dia yang dikuasai napsu.
Dia yang menggenggam dunia bukan dia yang digenggam dunia.
Hidup ini begitu berarti baginya sehingga dia tidak menyianyiakan dirinya untuk hal-hal yang yang tidak di ridhoi Allah.
Kalau sudah demikian keadaannya, maka Allah menjadi tujuannya.
Rasulullah saw.menjadi teladan dalam hidupnya.
Kalau dia bicara mengandung dakwah.
Kalau dia diam, maka diamnya mengandung zikir.
Napasnya menjadi tasbih.
Pancainderanya terjaga.
Pikirannya baik sangka; tidak sinis tidak pesimis dan tidak suka memvonis.
Hatinya diam-diam berdoa.
Tangannya memberi.
Kakinya berjuang, tidak melangkah sia-sia.
Kerinduannya tegaknya syari’at Allah untuk itu sabar dan menyayangi sebagai strateginya.
Kesibukannya asyik memperbaiki diri, tidak tertarik mencari kekurangan apalagi   aib orang lain.

Akhirnya pada Allah jualah kita berserah karena hanya Dia yang maha Perkasa. Kita yang lemah maka padanya kita mohon kekuatan.
Kita yang hina maka pada Nya kita berharap kemuliaan.
Kita yang dalam kegelapan maka pada Nya kita meminta cahaya hidayah.
Kita yang kotor penuh noda dosa maka padaNya kita memohon disucikan.
Kita berharap agar jangan dunia menutupi dan menimbuni hati kita.


BARAKALLAHU LI WA LAKUM FIL QUR’ANIL KARIM 
WA NAFAANI WA IYYAKUM BIMAA FIHI MINAL AAYATI WA DZIKRIL HAKIM.
WA TAQABALALLAHU MINNI WA MINKUM TILAWATAHU, INNAHU HUWAS SAMI’UL ALIIM.





(Qala ta'ala innallaha wamalaikatahu yushalluna 'alannabiy yaa ayuhalladzina amanu shallu 'alaihi wasallimu taslima).
(Allahumma shalli 'ala sayidina muhammadin shallallahu 'alaihi wasallam wa 'ala ali sayidina Muhammad wa'ala 'an baqiyatisshahabati wattabi'ina wattabi'ittabi'ina lahum biihsanin ila yaumiddin wardha 'anna ma'ahum birahmatika ya arhamarrahimin)
(Allahummagfir lilmu'minina wal mu'minat walmuslimina walmuslimat alahyai minhum wal amwat....
.
('Ibadallah innallaha ya'murukum bil'adli wal ihsan waitaidzilqurba wayanha 'anilfahsai wal munkar walbagy ya'izhukum la'allakum tadzakkarun wadzkurullahal'azhima yadzkurukum wasykuruhu 'ala ni'amihi yazidkum waladzikrullahiakbar)