Header Ads

ad

MENGAPA HARUS BELAJAR ISLAM?

Mengapa saya harus menyediakan waktu untuk belajar Islam?
Mengapa saya harus menyediakan waktu untuk hadir di majlis-majlis ilmu?
Mengapa saya harus belajar al-Qur’an, al-Hadits dan penjelasan para ulama?
Mungkin itu adalah sedikit dari begitu banyak pertanyaan yang muncul di benak kita saat diajak untuk hadir pengajian atau majlis ilmu. Sebagian orang seringkali tidak menemukan alasan: mengapa saya harus menyediakan waktu secara serius untuk belajar Islam?
Untuk menjawab “kebingungan” itu, maka setidaknya ada alasan yang patut direnungkan oleh kita semua (Saya tahu: masih banyak alasan lain untuk itu, Anda bisa merujuknya ke dalam karya-karya para ulama yang secara khusus membahas tentang Thalab al-‘Ilmi atau menuntut ilmu, seperti Tadzkirah al-Sami’ wa al-Mutakallim karya Ibnu Jama’ah, Jami’ Bayan Fadhl al-‘Ilm karya Ibnu ‘Abdil Barr, dan jangan lupa bagian awal dari karya Ibnu Qayyim al-Jawziyah: Miftah Dar al-Sa’adah):
Alasan pertama: karena hajat manusia pada ilmu yang mengenalkannya pada Allah, Rasul-Nya dan Islam jauh lebih besar dari hajat mereka pada makanan, minuman dan udara.
Jika manusia tidak mendapatkan makanan dalam jangka beberapa hari, maka mungkin ia akan mati.
Jika manusia tidak menemukan minuman dalam jangka beberapa waktu saja, mungkin akan segera sekarat lalu mati.
Jika seseorang ditakdirkan berada dalam situasi di mana tidak ada udara sedikit pun, maka mungkin dalam hitungan menit saja ia akan segera meninggal dunia.
Tapi, yang mati HANYA fisik-jasmaninya saja. Hanya tubuhnya saja yang kaku tidak bergerak. Hanya tubuhnya saja yang akan hancur dimakan hewan tanah. I
Namun jika manusia tidak mengenal Allah…
Jika manusia tidak mengenal Rasul-Nya…
Jika manusia tidak tahu penuntut hidupnya di dunia ini menuju akhirat…
Maka ia akan mengalami sebuah kematian yang lebih hebat dari sebuah kematian fisik-jasmani. Yaitu: kematian jiwa dan ruhani!
Jiwa yang tidak mengenal siapa Penciptanya adalah jiwa yang mati.
Hati yang tidak mengenal sang pembawa wahyu Allah untuk kebahagiaan manusia adalah hati yang sekarat.
Qalbu yang tidak mengenal Islam yang menuntunnya menuju keselamatan adalah qalbu yang tidak lagi bernyawa.
Itulah sebabnya, hajat-kebutuhan kita pada ilmu syar’i jauh lebih besar daripada hajat-kebutuhan kita pada makan, minum dan bernafas.
***

Alasan kedua: hanya ilmu yang benar yang memudahkan jalan kita memasuki Surga Allah.
Selamat di akhirat = masuk Surga.
Tidak ada yang lain selain itu. Kecuali jika Anda adalah orang yang tidak percaya tentang eksistensi Surga Allah yang digambarkan dengan sangat jelas di dalam banyak ayat dan hadits.
Jika demikian, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan:
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu (syar’i), niscaya Allah akan mudahkan baginya dengan (ilmu itu) untuk masuk ke dalam Surga.” (HR. Muslim)
Jadi jika Anda bertanya: apa sih cara paling mudah untuk masuk Surga?
Maka jawabannya adalah menuntut ilmu syar’i dan menjadi ulama pewaris para Nabi.

Akhukum fillah,
Muhammad Ihsan Zainuddin (2/1/1434)