Header Ads

ad

MIUMI Hadir di Sulawesi Selatan

Silaturahim Nasional ke-I MIUMI 

MIUMI.Bertempat di Arrahman Quranic Learning Islamic Centre, Tebet Jakarta Selatan, pada hari Ahad 24 Muharram 1434 H/ 9 Desember 2012 M, Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menggelar acara Silatnas ke-1 MIUMI.  Dalam forum tersebut, Alhamdulillah MIUMI telah menyepakati dan menetapkan platform ideologi perjuangan MIUMI dan Peta Dakwah Strategis MIUMI untuk jangka pendek (2013-2014), jangka menengah (2020) dan jangka panjang (2030).  Selain itu forum Silatnas ke-1 telah meresmikan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) organisasi MIUMI.
Silatnaske-1 MIUMI dihadiri oleh seluruh pengurus pusat dan delegasi perwakilan MIUMI daerah provinsi/kota/kabupaten.  Melalui Silatnas ke-1 MIUMI, telah dikukuhkan peresmian perwakilan MIUMI daerah, yang jumlahnya pada tahap pertama ini ada 9 wilayah: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, JawaTimur, Yogyakarta, dan Jawa Barat.  Diantara tokoh-tokoh perwakilan MIUMI daerah yang hadir dan dikukuhkan sebagai pengurus daerah adalah Buya Dr. Gusrizal Gazahar (Padang), Dr. Mustafa Umar (Pekanbaru), Rahmat Abdul Rahman, MA (Makassar), Dr. Mu’inuddinillah Basri (Solo), M. Yusran Hadi, MA (Aceh), Qosim Nurseha,MA (Medan), Kholili Hasib, MA (Surabaya), Fathurrahman Kamal, MA (Yogyakarta), Anung Al-Hamat, MA (Jakarta), DR. Suharnomo  dan Dr. Sarjuni (Semarang), dan Ahmad Husein Dahlan (Bekasi).

Selain memantapkan jaringan dan struktur organisasi MIUMI di seluruh Indonesia, para peserta Silatnaske-1 MIUMI juga menetapkan beberapa agenda rencana aksistrategis.  Diantaranya, rencana menyelenggarakan Halaqah Nasional Ulama Ushul Fiqih untuk Merumuskan Platform Metodologi Fatwa di Indonesia.  Hal ini sangat mendesak karena sifat dan fungsi MIUMI sebagai gerakan keilmuan yang ingin mengembalikan otoritas fatwa ulama dalam kehidupan umat.  Selaras dengan itu para peserta Silatna ske-1. MIUMI secara khusus mengungkapkan keprihatinan terhadap fenomena desakan untuk merubah alasan hukum (illatulhukmi) dengan pendekatan ilmu humaniora dan hermeneutika dalam metode penetapan hukum (manhaj istinbath) Ushul Fiqih.
Para peserta Silatnas ke-1 MIUMI juga risau dan prihatin terhadap fenomena penggunaan HAM sebagai justifikasi pelecehan dan pelanggaran aturan dan norma agama Islam.  Dalam forum itu ditetapkan tekad MIUMI untuk merumuskan dan menjelaskan posisi dan fungsionalisasi HAM yang benar dalam perspektif Islam untuk kemaslahatan kehidupan berbangsa bernegara.

MIUMI dideklarasikan di Jakarta, 28 Februari 2012 yang dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Dr. Din Syamsuddin, Prof. Dr. Mahfud MD, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Dr. Bambang Wijoyanto, KH. A. Cholil Ridwan, dan Taufik Ismail.  Saat ini MIUMI dipimpin oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi.  Dalam kancah nasional, MIUMI dikenal kepeloporannya dalam penolakan Draft RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan dukungan terhadap Fatwa MUI Jawa Timur tentang kesesatan aliran Syi’ah. Beberapa hasil penelitian dan kajian MIUMI telah dipublikasikan.

MIUMI Hadir di Sulawesi Selatan

WahdahMakassar. Mulai saat ini Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) memiliki perwakilan di Sulawesi Selatan. Hal ini, setelah MIUMI mengukuhkan Ust. Rahmat Abdul Rahman, MA sebagai ketua perwakilan MIUMI Sulawesi Selatan (Sulsel) pada hari ahad 24 Muharam 1434 H yang bertepatan dengan 9 desember 2012 di Jakarta. Pengukuhan tersebut berlangsung dalam rangkaian acara Silaturrahim Nasional (Silatnas) MIUMI I di Arrahman Quranic Learning Islamic Centre (AQL), Tebet Jakarta Selatan.
MIUMI adalah sebuah majelis perhimpunan para Intelektual dan Ulama muda di Indonesia. Pembentukan majelis ini bermula dari azzam yang kuat dari para inisiator  MIUMI untuk menyelesaikan problem multi dimensi yang melilit ummat Islam saat ini. Sebab, persoalan yang dihadapi oleh umat Islam Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Secara eksternal umat Islam berhadapan dengan arus globalisasi, Westernisasi, liberalisasi, sekularisasi yang disertai oleh faham pluralisme, humanisme, hedonisme, materialisme dan sebagainya.

Secara internal umat Islam menghadapi masalah persatuan dan kesatuan, kualitas sumber daya dan kaderisasi, manajemen lembaga-lembaga, potensi ekonomi, hubungan dengan dunia Islam dan sebagainya. Akar dari kedua tantangan tersebut tidak lain adalah kelemahan ilmu pengetahuan umat Islam.
Oleh karena itu, dalam platformnya MIUMI telah menegaskan bahwa solusi dari permasalahn umat yang kompleks tersebut adalah gerakan keilmuan yang dimotori oleh para Ulama dan Intelektual. Namun peran ulama dan intelektual makin terasa jika mereka bersinergi, membangun jaringan kerja sama yang rapi, serta  serta ditopang oleh kekuatan ekonomi dan stabilitas Politik sehingga kegiatan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan berjalan lancar.

MIUMI dideklarasikan di Jakarta, 28 Februari 2012 atas inisiatif dari tokoh umat lintas tandzim, diantaranya Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, Ust Bachtiar Nasir Lc,  Dr. Adian Husaini, Ust. Asep Sobari,Lc Ust Fahmi Salim, MA, Ustadz Farid Ahmad Okbah,MA, Ustadz Fadzlan Garamatan, Ust Muhammad Zaitun Rasmin, MA (Wahdah Islamiyah), Jeje Zaenuddin, Ahmad Sarwat, M. Khudori, Ust DR. Ahmad Zein An-Najah.
Saat ini MIUMI telah memiliki perwakilan di 9 daerah yaitu Aceh (Yusran Hadi, Lc, MA), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau (DR.Mustafa Umar), Sulawesi Selatan (Rahmat Abdul Rahman, Lc,MA ),  Jawa Tengah (Dr. Mu’inuddinillah Basri), JawaTimur (Kholili Hasib, MA), Yogyakarta (Fathurrahman Kamal, MA), dan Jawa Barat (Ahmad Husain Dahlan).

Dalam kancah nasional, MIUMI dikenal kepeloporannya dalam penolakan Draft RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan dukungan terhadap Fatwa MUI Jawa Timur tentang kesesatan aliran Syi’ah. Beberapa hasil penelitian dan kajian MIUMI telah dipublikasikan.* Sym.